10 PROSESI UNIK DI JEPANG

Selamat datang di Jepang, salah satu negara yang paling unik di dunia. Negara ini kaya akan budaya dan tradisi yang luar biasa. Prosesi unik di Jepang telah menjadi bagian integral dari budaya Jepang yang unik. Prosesi unik ini terutama terkait dengan tradisi dan agama Jepang.

Sejak abad ke-7, suku Jepang telah mengadopsi berbagai budaya dan agama dari Cina dan India. Prosesi unik di Jepang ini berfungsi untuk membangun hubungan dengan kekuatan spiritual dan untuk mengekspresikan rasa hormat terhadap dunia spiritual. Prosesi unik ini juga berfungsi untuk menciptakan keseimbangan antara dunia spiritual dan dunia fisik. Prosesi unik di Jepang meliputi berbagai jenis upacara dan tata cara, termasuk upacara untuk menghormati dewa-dewa dan upacara untuk memuja dewa-dewa. Prosesi unik ini juga mencakup berbagai jenis ritual, seperti ritual mandi air dingin, ritual berdoa, dan ritual membuat persembahan.

Prosesi unik di Jepang juga mencakup berbagai jenis hiburan, seperti tarian dan musik. Prosesi unik ini juga mencakup berbagai jenis kerajinan, seperti kerajinan kain, kerajinan perak, dan kerajinan bambu. Prosesi unik ini juga mencakup berbagai jenis makanan, seperti sushi, ramen, dan nabe. Prosesi unik di Jepang juga merupakan bagian integral dari budaya Jepang dan telah menjadi bagian dari identitas budaya Jepang selama berabad-abad.

Di sini, Anda dapat menemukan berbagai macam prosesi unik yang dilaksanakan di seluruh negeri. Dari prosesi pengantin Jepang yang kuno sampai ritual kesucian yang membuka tahun baru, ini adalah 10 prosesi unik di Jepang yang wajib Anda ketahui.

1.       Nebuta Matsuri – Upacara Kertas di Jepang 

Nebuta Matsuri adalah festival yang diadakan di bandar-bandar utama di Jepang setiap tahun. Festival ini berlangsung selama beberapa hari, biasanya dari akhir Julai hingga awal Ogos. Festival ini adalah festival air mata yang dipersembahkan untuk Dewa Api. Festival ini melibatkan penari, musik, dan lampion-lampion kertas yang bergerak.

nebuta matsuri, upacara Kertas di Jepang

Lampion-lampion kertas merupakan ciri utama Nebuta Matsuri. Lampion-lampion kertas ini dibuat dari kertas yang dicelup dengan kapur dan dicat dengan warna-warna terang, seringkali menggambarkan orang-orang terkenal dari sejarah atau legenda. Lampion-lampion tersebut kemudiannya dipasang pada sebuah frame yang ditarik oleh beberapa orang.

Selain lampion-lampion kertas, festival ini juga menampilkan penari dan muzik. Penari dan pemain musik berjalan di depan lampion-lampion kertas, menari dan memainkan rebana, lonceng, dan drum. Dalam beberapa kes, lagu tradisional juga diputarkan.

Pada akhir festival, lampion-lampion kertas dibakar, simbolik menghormati Dewa Api. Semasa bakaran ini, orang-orang akan bersorak dan bersorak-sorai. Pada akhirnya, api dimatikan, dan festival berakhir.

2.       Omizutori – Ritual Berarak Sejak Abad ke-9 di Jepang

Omizutori adalah ritual berarak yang berasal dari abad ke-9 di Jepang. Ritual ini diadakan selama seminggu di Todaiji Temple di kota Nara. Ritual ini dimulai pada tanggal 12 Maret dan berlangsung sampai 19 Maret. Ritual ini adalah bagian dari tradisi Buddhis yang disebut Shunie.

omizutor, bitual berarak di Jepang

Pada awal ritual, sebuah kelompok pria berjalan dalam berarak menuju tempat ritual untuk mengikuti upacara. Mereka mengenakan pakaian tradisional Jepang dan membawa tongkat dipagari dengan kepala ukir. Mereka berjalan di sekitar lokasi ritual, berlutut, berdoa dan membaca mantra Buddhis.

Selama ritual, para pendeta Buddhis akan berlutut di depan altar, membaca doa dan mantra, dan menyalakan lilin. Mereka juga akan mengangkat tongkat yang dipagari dengan kepala ukir sebagai simbol dari kekuatan dan dedikasi mereka.

Selama ritual, para pendeta Buddhis akan berlutut di depan altar, membaca doa dan mantra, dan menyalakan lilin. Mereka juga akan mengangkat tongkat yang dipagari dengan kepala ukir sebagai simbol dari kekuatan dan dedikasi mereka.

Pada malam puncak ritual, para pendeta Buddhis akan berlutut di depan altar dan membakar dupa, yaitu bahan bakar dari kayu cendana. Mereka juga akan menyalakan lampu minyak dan mengambil air dari sumur di dekat altar. Mereka akan mengambil air ini dan membawanya ke atap templenya untuk memberi berkat dan kebaikan kepada orang-orang di sekitar.

Pada akhir ritual, para pendeta akan menyalakan api unggun di atap templenya. Api ini dapat dilihat dari seluruh kota Nara dan menandakan puncak ritual. Omizutori merupakan salah satu ritual Buddhis tertua yang masih diadakan hingga hari ini. Ritual ini menunjukkan dedikasi dan kekuatan para pendeta Buddhis di Jepang.

3.       Yabusame – Prosesi Berlarian Menembak Panah di Jepang

Yabusame adalah prosesi berlarian menembak panah yang tradisional di Jepang. Yabusame telah diadakan sejak abad ke-12 dan masih diadakan hingga saat ini. Prosesi ini biasanya diadakan di sekitar tempat suci Shinto, tempat ritual suci, dan selama festival nasional.

yabusame, prosesi berlarian menembak panah di jepang

Prosesi ini melibatkan penari berlari dengan panah di tangannya dan menembak jauh ke atas ke arah target. Target biasanya berupa ukiran kayu di dinding yang telah dipasangkan di sebuah lokasi jarak jauh. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam menembak panah, serta untuk menghormati dewa Shinto dan sebagai bentuk pengakuan atas kemampuan dan keberanian.

Selain itu, Yabusame juga dianggap sebagai sebuah ritual penyembuhan dan bersyukur. Prosesi ini juga sering diadakan sebagai bentuk penghormatan bagi para pahlawan dari masa lalu, serta sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi mereka terhadap masyarakat.

Yabusame merupakan salah satu kegiatan budaya Jepang yang paling terkenal dan memiliki banyak pengikut. Prosesi ini tidak hanya dikenal di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia. Prosesi ini berhasil menarik perhatian wisatawan dan turis dari seluruh dunia.

4.       Tōka Ebisu – Festival Harian Perdagangan di Jepang

Tōka Ebisu adalah festival harian perdagangan Jepang yang berlangsung selama 10 hari pada bulan Januari. Festival ini ditetapkan sebagai hari libur pada tanggal 10 Januari dan dimulai dengan upacara tradisional berdiri di altar untuk menyembah Dewa Perdagangan, Ebisu. Selama festival ini, para pedagang menyajikan berbagai jenis makanan dan minuman tradisional Jepang seperti mochi (bola beras), sake (minuman beralkohol beras), dan kue yang dikenal sebagai yokan (jelly). Para pedagang juga menyajikan barang-barang tradisional seperti kimono dan keramik.

tōka ebisu - festival harian perdagangan di Jepang

Festival ini juga menampilkan banyak acara hiburan, termasuk pertunjukan musik dan tarian. Ini juga merupakan kesempatan bagi orang untuk membeli barang-barang unik yang dijual di stan-stan di sepanjang jalan. Festival ini juga menampilkan pertunjukan kembang api dan kompetisi karaoke. Festival ini sangat populer di Jepang dan orang-orang dari seluruh negeri datang untuk menikmati atmosfer spiritualnya.

5.       Nechi-no-hi – Hari Keberuntungan di Jepang

Nechi-no-hi adalah hari keberuntungan di Jepang. Hari ini adalah hari untuk mengucapkan selamat kepada orang-orang yang akan menikah, mengundang keberuntungan bagi mereka. Hari ini juga menandakan akhir musim gugur dan awal musim dingin.

Orang-orang Jepang berjalan-jalan melalui jalan-jalan dan taman, menikmati kesejukan musim dingin dan keindahan musim gugur. Mereka juga menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman, menikmati makanan dan minuman khas Jepang. Beberapa orang juga berpakaian tradisional untuk merayakan hari ini. Nechi-no-hi adalah hari yang ditunggu-tunggu di Jepang.

6.       Setsubun – Ritual Membuang Monster dari Rumah di Jepang

Setsubun adalah ritual Jepang tradisional yang biasanya dilakukan pada tanggal 3 Februari setiap tahun. Ritual ini bertujuan untuk membuang monster dari rumah dan menyambut musim semi. Ritual ini juga diyakini dapat meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan.

setsubun - ritual membuang monster dari rumah di jepang

Ritual ini dimulai dengan pemujaan Shinto yang disebut Oni-yarai. Setelah pemujaan, orang-orang akan melempar sobayaki (roti berbentuk lonjong yang dibuat dengan letakkan tepung, telur, sayuran, dan daging di dalamnya) keluar dari rumah dan berteriak “Demons out! Luck in!” Sementara itu, anggota keluarga lainnya akan berdiri di luar rumah dengan wajah senang dan menangkap sobayaki.

Setelah itu, orang-orang akan mengonsumsi makanan khusus yang disebut ehomaki. Makanan ini terdiri dari berbagai macam sayuran, daging, dan telur yang dipanggang dan dimakan dalam satu gigitan tanpa menggunakan garpu atau sendok. Selama makan ehomaki, orang-orang akan melihat ke arah tujuan yang ditentukan sebelumnya. Ini diyakini akan memberi mereka tujuan yang jelas untuk tahun mendatang.

Ritual ini juga mencakup menggunakan oni-masks untuk menakut-nakuti monster. Oni-mask adalah masker yang menyerupai monster dengan bentuk tanduk, rambut panjang, dan warna merah. Mereka akan dikenakan oleh anggota keluarga, yang kemudian akan berlari ke sekitar rumah, berteriak, dan menabrakkan tongkat ke jendela untuk menakuti monster.

Setelah ritual ini selesai, anggota keluarga akan makan mame-maki, yaitu sejenis sushi yang dibuat dengan beras, kacang, dan biji-bijian lain. Anggota keluarga juga akan membagikan mame-maki kepada orang-orang di sekitar rumah untuk menyambut musim semi dan menginspirasi kemakmuran dan kesehatan.

7.       Obon – Festival Orang Mati di Jepang

Obon adalah sebuah festival yang dirayakan di Jepang setiap tahun untuk merayakan orang-orang yang telah meninggal. Festival ini biasanya berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 13 sampai 15 Agustus. Sebelum dimulai, orang-orang akan menyalakan lilin di kuil-kuil untuk menghormati mati.

Selama festival, orang-orang akan mengadakan upacara-upacara untuk menghormati orang yang telah meninggal. Mereka akan berdoa di kuil, berbagi cerita tentang orang-orang yang telah meninggal, dan berdansa di sekitar tiang api. Selain itu, orang-orang juga akan berbagi makanan dan hadiah yang mereka bawa dari rumah.

Selain itu, orang-orang juga akan menggelar tarian-tarian tradisional seperti bon-odori. Tarian ini biasanya dilakukan di sekitar tiang api dan semua orang dapat berpartisipasi. Ada juga kompetisi-kompetisi lagu dan tarian yang biasanya diadakan selama festival.

Pada akhir festival, orang-orang akan melepaskan lilin ke sungai atau laut untuk mengirim salam perpisahan pada orang-orang yang telah meninggal. Obon adalah waktu yang tepat untuk menghormati orang-orang yang telah meninggal dan merayakan kehidupan mereka yang telah berlalu.

8.       Gion Matsuri – Festival Musim Panas yang Bersejarah di Jepang

Gion Matsuri adalah salah satu festival terbesar di Jepang yang telah berlangsung selama lebih dari 400 tahun. Festival ini menandai mulainya musim panas dan diadakan di kota Kyoto di bulan Juli setiap tahunnya.

gion matsuri - festival musim panas bersejarah di jepang

Pada hari-hari pertama festival, para penduduk lokal mengikuti prosesi berlari di sepanjang jalan utama Kyoto, yang disebut Yamaboko Junko. Mereka berlari di sepanjang jalan dengan berbagai dekorasi dan pakaian tradisional. Ini adalah momen yang tak terlupakan dan sangat indah untuk dilihat.

Kemudian, festival ini berlanjut dengan perlombaan gondola di sungai Kamo. Para peserta berpakaian tradisional dan membawa gondola mereka berlayar di sungai. Para pemenangnya akan mendapatkan hadiah berupa barang-barang berharga.

Selain itu, Gion Matsuri menampilkan berbagai acara lain seperti pertunjukan musik tradisional dan tarian. Festival ini juga menampilkan berbagai kuliner tradisional, seperti mochi, sashimi, dan sake.

Gion Matsuri adalah salah satu festival terbesar di Jepang dan menarik banyak pengunjung dari seluruh dunia setiap tahunnya. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk menikmati budaya Jepang dan melihat bagaimana orang-orang di sana menghormati tradisi mereka.

9.       Kunchi – Festival Suku Ainu di Jepang

Kunchi adalah salah satu festival tradisional Jepang yang berasal dari Suku Ainu. Festival ini memiliki sejarah yang panjang, dan telah ada sejak abad ke-13. Festival ini diadakan setiap tahun di seluruh Jepang, dan menghadirkan berbagai pertunjukan dan acara tradisional dari Suku Ainu.

Acara utama dari festival ini adalah pertunjukan musik dan tarian tradisional. Musik dan tarian suku Ainu memiliki ciri khas yang kuat, dan karena itu, menjadi bagian penting dari budaya Jepang. Selain itu, festival ini juga menampilkan berbagai makanan dan minuman tradisional, seperti ika (ikan) dan sashimi (potongan ikan segar).

Selain acara tersebut, festival Kunchi juga menampilkan berbagai acara lainnya, seperti pertunjukan teater, pertunjukan musik, dan banyak lagi. Selama festival ini, pengunjung juga dapat menikmati berbagai acara lainnya, seperti pameran seni, pertunjukan tari, dan lain-lain.

Festival Kunchi adalah salah satu cara untuk mempromosikan budaya Suku Ainu dan mengedukasi generasi muda tentang budaya ini. Festival ini juga menjadi salah satu cara untuk menyatukan orang-orang dari berbagai suku di Jepang. Di tahun 2020, festival ini telah diadakan selama lebih dari 1000 tahun di seluruh Jepang.

10.      Fukuoka Hakata Gion Yamakasa – Upacara Akhir Tahun di Jepang

Fukuoka Hakata Gion Yamakasa adalah salah satu upacara tradisional terbesar di Jepang. Upacara ini berlangsung selama tujuh hari, dimulai pada 1 Juli dan berakhir pada 7 Juli. Upacara ini berawal pada era Heian (794-1185), ketika para penduduk Hakata menyembah dewa-dewa agung di Tōchō-ji untuk melindungi kota mereka dari penyakit dan bencana. Upacara ini diadakan setiap tahun untuk merayakan kelahiran dewa-dewa yang disembah dan untuk meminta belas kasihan untuk seluruh penduduk Hakata.

Selama upacara, para penduduk Hakata mengenakan pakaian tradisional dan membuat patung dewa-dewa yang disebut kazariyama. Patung ini dibuat dari kayu dan dibentuk menyerupai simbol-simbol tradisional, seperti burung, ikan, dan pohon persik. Setelah kazariyama selesai, para penduduk mengangkatnya dan berlari melalui jalan-jalan Hakata. Upacara ini disebut “Yamakasa”, yang artinya “membawa patung dewa”.

Selain mengangkat kazariyama, para penduduk juga menyanyikan lagu-lagu tradisional dan menari sepanjang jalan. Mereka juga berlomba untuk menyelesaikan perlombaan Yamakasa tercepat. Setelah perlombaan selesai, para penduduk mengadakan pesta untuk merayakan kelahiran dewa-dewa dan memohon berkat dan belas kasihan untuk penduduk Hakata.

Fukuoka Hakata Gion Yamakasa adalah salah satu upacara tradisional terbesar di Jepang. Upacara ini dimulai pada 1 Juli dan berakhir pada 7 Juli. Upacara ini berawal pada era Heian (794-1185), dan diadakan setiap tahun untuk merayakan kelahiran dewa-dewa yang disembah. Selama upacara, para penduduk Hakata mengenakan pakaian tradisional, membuat dan mengangkat patung dewa-dewa (kazariyama), menyanyikan lagu-lagu tradisional, dan berlomba untuk menyelesaikan perlombaan Yamakasa tercepat. Setelah perlombaan selesai, para penduduk mengadakan pesta untuk merayakan kelahiran dewa-dewa dan memohon berkat dan belas kasihan untuk penduduk Hakata.

KESIMPULAN

Prosesi unik di Jepang adalah bagian dari budaya tradisional yang memiliki kebiasaan dan ritual yang berbeda dari budaya lain di seluruh dunia. Prosesi unik di Jepang telah menjadi bagian dari budaya negara yang berharga. Mereka memiliki sejarah yang kaya dan telah berkembang untuk menjadi lebih kompleks dan beragam. Beberapa di antaranya telah dianggap sebagai budaya kuno Jepang, bahkan sebelum zaman Edo.

Prosesi unik di Jepang dapat ditemukan di hampir semua daerah Jepang. Mereka dapat menjadi bagian dari upacara tradisional Jepang atau hanya menjadi sebuah pertunjukan yang indah. Beberapa prosesi unik di Jepang juga berhubungan dengan festival dan hari-hari khusus. Prosesi unik di Jepang telah membantu orang Jepang untuk berbagi kebudayaan dan mempertahankannya dari generasi ke generasi. Ini juga membantu mereka untuk terhubung dengan masa lalu, melestarikan budaya, dan bersama-sama merayakan budaya Jepang.